Enron adalah perusahaan di Amerika
Serikat yang bergerak di bidang energy. Enron ini memiliki cakupan bisnis di
antaranya adalah listrik, gas alam, pulp , kertas, komunikasi dll. Enron ini
awalnya merupakan rintisan dari Northern Natural Gas Company yang didirikan
tahun 1931 di Omaha, Nebraska[2].
Jatuhnya Bisnis Perusahaan Enron
Enron mengumumkan kebangkrutannya
pada akhir tahun 2002. Tentu saja kebangkrutan ini menimbulkan kehebohan yang
luar biasa.
Bangkrutnya Enron dianggap bukan
lagi semata-mata sebagai sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang
multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di Amerika
Serikat. Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang cukup mencengangkan
seperti:
- Dalam
waktu sangat singkat perusahaan yang pada tahun 2001 sebelum
kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar, ternyata
tiba-tiba melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai
entitas bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar.
Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan
pegawai Enron harus menangisi amblasnya dana pensiun mereka tak kurang
dari US$ 1 miliar.
- Saham
Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal sebelumnya pada
Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh karenanya banyak pihak
yang mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam
sejarah bisnis di Amerika Serikat dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan
di berbagai media bisnis dan ekonomi terkemuka seperti Majalah Time,
Fortune, dan Business Week.
Sebab-sebab Bangkrutnya Enron
Dalam proses pengusutan sebab-sebab
kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing.
Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta,
dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar [1]. Hal ini tentunya hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dengan trik-trik
manipulasi yang tinggi dan tentu saja orang-orang ini merupakan orang bayaran
dari mulai analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya.
Skandal ini semakin ruwet dengan
ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih dan politisi di
Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan
ini.Bahkan tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan
pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron
tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang
curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan
istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan
perusahaan itu.
Pelajaran di Balik Skandal Enron
Melalui kasus Enron ini dapat
ditarik beberapa pelajaran yakni:
- Kebohongan
yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka seperti organisasi Enron cepat
atau lambat pasti akan terbongkar.
- Kasus-kasus
kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan kepentingan
orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik berbagai
profesi seperti akuntan, pengacara dan lain sebagainya, dimana segelintir
profesional tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan
keawaman banyak orang. Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan
banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan
pihak-pihak lainnya.
- Terbongkarnya
praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa praktek
bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng (sustainable). Prinsip-prinsip
tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance) harus
dijaga dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan,
fair, akuntabel, serta menjaga keseimbangan lingkungan.
Yudhistira Nurnugroho
21209801
4eb19
Softskill
Sumber : http://uppi.wordpress.com/2008/04/10/skandal-enron/