LIad Y9 RajinD iiahh :P

Kamis, 06 Oktober 2011

RESENSI NOVEL INDONESIA “ SANG PEMIMPI ”


YUDHISTIRA NURNUGROHO
21209801
3EB19 / BAHASA INDONESIA 2
TUGAS “  2 ” 05 OKTOBER 2011
TEMA “ RESENSI BUKU “

RESENSI NOVEL INDONESIA
“ SANG PEMIMPI ”


1.      Identitas Buku

  Judul                   : Sang Pemimpi
  Penulis                : Andrea Hirata
  Penerbit               : PT Bentang Pustaka
  Halaman              : x + 292 Halaman
  Cetakan               : ke-14, januari 2008
Jenis Cover         : Soft Cover
Dimensi(L x P)   : 130x205mm
Kategori              : Petualangan
Harga                  : Rp 40.000
Text                     : Bahasa Indonesia
  
ISBN                   : 979-3062-92-4

2.      Pratinjau
Luar biasa. Begitulah kesan yang tersirat setelah membaca buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini. Alur cerita dan gaya bahasa yang disuguhkannya mampu dikemas begitu apik dari awal hingga akhir. Ditinjau dari segi intrinsiknya, novel ini bisa dibilang hampir tanpa cela. Sebab di setiap peristiwa, Andrea dengan cerdas menggambarkan karakteristik dan deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya. Sehingga pembaca bisa dengan mudah menafsirkan arah jalan ceritanya. Bahasanya pun sangat memikat, dengan dibumbui ragam kekayaan bahasa dan imajinasi yang luas. Novel ini memiliki kekayaan bahasa sekaligus keteraturan berbahasa Indonesia. Dimulai dari istilah- istilah saintifik, humor metaforis, hingga dialek dan sastra melayu bertebaran di sepanjang halaman. Mulanya, cerita ini lebih bernuansa komikal dengan latar kenakalan remaja pada umumnya. Canda tawa khas siswa SMA sangat kental. Namun lebih dalam menjelajahi setiap makna kata demi kata, terasalah begitu kuat karakter yang muncul di tiap-tiap tokohnya. Terlebih saat Andrea membawa kita ke dalam kenyataan hidup yang harus dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik kemustahilan, dan dengan sensasi filosofis Andrea kembali membangkitkan obor semangat meraih mimpi dan menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat mengantarkannya ke Sorbonne, kota
impiannya.
Selain menggambarkan betapa super powernya kekuatan mimpi, pada novel ini Andrea juga mencitrakan kebijaksanaan seorang ayah yang begitu besar. Pengorbanan dan ketulusan seorang ayah dalam mendukung mimpi anaknya di tengah keterbatasan hidup menjadikan semangat tak terbeli bagi Ikal dan Arai dalam menggapai impiannya. Disinilah cerita mulai berevolusi menjadi balada yang begitu mengharu biru. Kesabaran seorang ayah dan rasa sayang seorang anak yang luar biasa besarnya kepada sang ayah menyempurnakan novel ini menjadi bacaan yang begitu kolosal dan sarat akan pesan-pesan moril.
3.      Isi

3.1  Unsur Intrinsik

·         Tema.
Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
·         Latar
Dalam novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
·         Penokohan dan Perwatakan

Ikal  : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka
Bang Rhoma Arai  : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin,  pantang  menyerah  Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias pada kuda
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal : baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana
Dan tokoh lain Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
·         Alur
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
·         Gaya Penulisan
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.
·         Amanat
Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap sub babnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
·         Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
3.2  Unsur Ekstrinsik

·         Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya
kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.
·         Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.
·         Nilai Adat istiadat
Nilai adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah khazanah budaya yang lebih Indonesia.
·         Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam

RESENSI


YUDHISTIRA NURNUGROHO
21209801
3EB19 / BAHASA INDONESIA 2
TUGAS “ 1 ” 05 OKTOBER 2011
TEMA “ RESENSI “
RESENSI

1.      Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
·         Umumnya, resensi dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Deskriptif : menggambarkan dan menjelaskan mengenai karya seseorang secara menyeluruh, baik dari segi isi, penulisannya, maupun penciptanya (creator). Resensi deskriptif tidak sampai pada penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap karya yang dia resensi. Dia hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.
2. Deskriptif-evaluatif : resensi dengan karakter ini melakukan penilaian terhadap sebuah karya lebih dalam dari yang pertama. Dia tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah karya secara keseluruhan dengan kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada akhir resensi, apakah karya yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
3. Deskriptif-komparatif : resensi ini lebih sulit lagi daripada macam resensi yang kedua. Resensi ini mencoba melakukan penilaian pada sebuah karya dengan cara membandingkan karya orang lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara isi dan materi. Disebut sulit, sebab selain membutuhkan analisa mendalam dan kritis, dibutuhkan pengetahuan dan wawasan luas.
·         Terdapat tujuan dari pembuatan resensi
1.      Sebagai alat promosi suatu karya kepada khalayak yang belum mengetahui karya tersebut.
2.      Untuk mendapatkan informasi atau pemahaman yang komprehensif terhadap suatu karya.
3.      Penulisan resensi merupakan latihan yang sangat baik untuk menulis. Dengan menulis resensi dapat belajar mengungkapkan gagasan dengan lebih baik.
4.      Mengetahui perbandingan suatu karya yang dihasilkan penulis terhadap karya penulis lain yang sejenis.
5.      Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi.
6.      Memberi pertimbangan kepada pembaca apakah suatu karya tulis tersebut cukup pantas dibca atau tidak.
·         Bahasa Resensi

Bahasa resensi biasanya singkat, padat, dan jelas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya. Pemilihan karakter bahasa berkaitan dengan masalah penyajian dari tulisan.

·         Pola Tulisan Resensi
Terdapat tiga pola dalam penulisan resensi buku, yaitu :
1.      Meringkas (sinopsis), yakni menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas.
2.      Menjabarkan (deskripsi), yakni mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat.
3.      Mengulas, yakni menyajikan uraian sebagai isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan.

·         Dasar-Dasar Resensi

1.      Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.
2.      Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
3.      Peresensi memahami latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya.
4.      Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.

2.      Unsur-unsur  / Komponen Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1.      Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2.      Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a.       Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya),
b.      Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku),
c.       Penerbit,
d.      Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa),
e.       Tebal buku,
f.       Harga buku (jika diperlukan).

3.      Membuat pembukaan

Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:

a.       Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa
saja yang diperoleh,
b.      Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain,
c.       Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang,
d.      Memaparkan keunikan buku,
e.       Merumuskan tema buku,
f.       Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku,
g.      Mengungkapkan kesan terhadap buku,
h.      Memperkenalkan penerbit,
i.        Mengajukan pertanyaan,
j.        Membuka dialog.

4.      Tubuh atau isi pernyataan resensi buku

Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:

a.       Sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis,
b.      Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya,
c.       Keunggulan buku,
d.      Kelemahan buku,
e.       Rumusan kerangka buku,
f.       Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit),
g.      Adanya kesalahan cetak.

5.      Penutup resensi buku

Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

3.      Teknik Resensi
Bagi yang gemar membaca buku akan terbuka wawasannya, mereka akan mendapatkan informasi yang dipikirkan selama ini.begitu juga dengan Resensi buku juga akan menambah wawasan untuk membuka wawasan agar tidak terjebak dalam pola fikir yang sempit ketika menghadapi problem penting yang selama ini mengganjal fikiran. mereka perlu memiliki keterampilan khusus tentang meresensi buku. sebelum kita melangkah pada teknik meresensi buku, ada beberapa hal penting mengapa kita perlu meresensi buku. tujuannya antara lain:
  1. Membantu para pembaca (publik) yang belum berkesempatan membaca buku yang dimaksud  (buku baru) karena mereka sibuk dengan berbagai aktifitas sehari-hari, dengan adanya resensi, mereka bisa mengetahui gambaran umum terhadap buku tertentu
  2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi. dengan begitu, pembaca bisa belajar bagaimana semestinya membuat karya yang bagus, dan melalui resensi buku para peresensi bisa melakukan koreksi terhadap buku.
  3. Mengetahui latar belakang buku tersebut diterbitkan,sisi undercovernya.
  4. Mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan oleh penulis lain yang sejenis. 
  5. Dengan meresensi bererti peresensi bisa menjadi kreatifitas untuk proses penerbitan selanjutnya, karena tak jarang peresensi memberikan kritik yang tajam baik dari segi gaya dan isi tulisan dan substansi bukunya.
A.    Tahap Persiapan
·         Memilih buku, tentu peresensi mempunyai minat tertentu pada sebuah buku. pada proses pemilihan buku ini akan lebih baik kalau kita lebih fokus pada buku-buku yang baru terbit dan dapat membandingkan isi dengan buku yang lama yang sejenis. karena tidak mungkin kita menguasai semua buku sekaligus.
·         Membuat natomi buku, yaitu mengenai gambaran umum tentang buku yang akan diresensi. seperti judul buku, penulis, penerbit dan harga serta tebal buku.
B.     Tahap Pengerjaan
1.      Membaca detail dan mencatat hal-hal yang penting, ini yang membedakan membaca biasa dengan meresensi bukubagi seorang peresensi buku, mesti membaca buku secara tuntas agar mendapat informasi secara menyeluruh. dan memcatat pemikliran dan kitipan yang dirasa penting yang terdapat dalam buku.
2.      Setelah membaca barulah memulai menulis resensi buku yang dimaksud. buku yang diresensi hendaknya menagndung beberapa hal berikut ini :
  • Informasi  awal buku
  • Tentukan judul yang menarik"provikatif"
  • Membuat ulasan singkat buku, garis besarnya
  • Memberi penilaian buku (substansinya)
  • Menonjolkan isi atas buku resensi yang lain
  • Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca
  • Editing kelengkapan karya, EYD. dan sistematika jalan pikiran resensi yang telah dihasilkan
C.    Tahap Publikasi

Karya disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi, menyertakan cover halaman buku, mengirim karya sesuai dengan jenis buku yang diresensi sebelumnya .

Sumber